Hay, kau kira cinta itu apa?
Setelah dalam perjuangan menaklukkannya: berkepayahan merangkai puisi, berdarah-darah belajar gitar untuk dinyanyikan dihadapannya, bersolek menata rambut yang melanggar kodrat—disisir belah tengah, padahal dari kecil, Ibunya membiasakan menyisir ke kanan, menghadiahi setangkai bunga mawar hasil curian tanaman tetangga saat ulang tahunnya atau membelikannya coklat merk dagang 'ngutang' kawan, atau segala tindakan keromantisan yang justru memuakkan. Toh, akhirnya kau mendapatkannya.
Ku tahu perasaanmu tak sedahsyat saat proses mendekatinya dulu—anak muda sering menyebutnya pdkt. Yang membuatnya tak bisa tidur karena rayuan via sms atau bahkan obrolan dalam hpmu - hpnya yang berdering hampir tiap malam.
Lalu setelah kau berhasil mendapatkannya, kupikir dia hanya jadi pelengkap bara nafsumu; kau rangkuli, kau peluki, kau cumbui bahkan kau tiduri berkali-kali.
Tak ada lagi puisi, lagu, mawar ataupun coklat seperti dulu.
Tak ada pula sikap ksatria disana.
Lalu waktu menjenuhkanmu, lagi-lagi kau ingin ganti.
Hay, kau kira cinta itu apa!
Kang Ajik
Jogja, 20 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar