....dia kini dikenal dengan nama Kyai
Slangkrah. Hidup dengan jengotnya yang panjang sedada, agak beruban,
sengaja dibiarkan tumbuh tak karuan....Kondisi seperti itu dimaksudkan
sebagai penyamaran beliau dari kejaran tentara Belanda waktu itu. Menceritakan
kepada generasi muda Jogja tentang Mujahid gagah berani (yang kelak
dijadikan pahlawan Indonesia): Pangeran Diponegoro.
Duh, Kyai Slangkrah...kini bukan hanya
jenggotmu yang berserakan...namun juga kuburmu di sisi barat
Jogja sana...Dulu, barangkali kalian (bersama Pangeran Diponegoro) kerap
bersembuyi, menyepi, berkontemplasi, merenungi dan mengatur strategi
perang di gua Slarong. Hanya untuk tegaknya kalimat Tauhid di bumi Jawa
ini....
Duhai, Kyai Slangkrah...barangkali (di akhirat sana) kau kecewa
sekali melihat generasi mudamu menjadi kacau seperti ini —yang
laki-laki mabuk-mabukan, yang perempuan gemar menebar aurat—
Perjuanganmu bersama si pangeran, tentu hendak mengatur kehidupan
masyarakat dengan syari'at agar lebih beradab....
nb: kisah nyata dengan beberapa tambahan cerita sebagai bunga-bunga kalimat :)
nb: kisah nyata dengan beberapa tambahan cerita sebagai bunga-bunga kalimat :)