Pelangi oh pelangi yang terbentang
Membuka gerbang-gerbang pintu langit
Sepertinya sang peri hendak bermain
Membuang jenuh cerita khayalan di khayangan
Pelangi oh pelangi di sore ini
Ketika cahaya mulai lembut bersinar, ketika hujan mulai surut lalu usai...
Warnamu semakin cerah membinar
Seperti lagu yang diiramakan anak-anak lucu itu: Merah-kuning-hijau dilangit yang biru...
Ya, pelangi bagaikan isi hati
Berwarna-warni melengkapi kehidupan ini
Bukan hanya satu warna tunggal
Banyak pilihan yang bisa dipandang
(Kumpulan puisi lama tahun 2006)
gambar disini
Membuka gerbang-gerbang pintu langit
Sepertinya sang peri hendak bermain
Membuang jenuh cerita khayalan di khayangan
Pelangi oh pelangi di sore ini
Ketika cahaya mulai lembut bersinar, ketika hujan mulai surut lalu usai...
Warnamu semakin cerah membinar
Seperti lagu yang diiramakan anak-anak lucu itu: Merah-kuning-hijau dilangit yang biru...
Ya, pelangi bagaikan isi hati
Berwarna-warni melengkapi kehidupan ini
Bukan hanya satu warna tunggal
Banyak pilihan yang bisa dipandang
(Kumpulan puisi lama tahun 2006)
gambar disini
Kembang merah yang telah merekahTelah muncul banyak duri siap menusuk telunjuk jari
Ingin jika harus kupetik
Hati-hati, "bisa 'merobek kulit'lalu mengiris hati —perih!", kata senior para pecinta.
Duripun tajam sulit terkandas
Tampaknya harus, musti mencoba!
Pabila duri jatuh kebumi
Oh, bunga pesona menghias hari
Kan kukejar-kejar cinta melayang
Tapi tak terburu harus sekarang
Mungkin sajakah pernah terbayang?
Sebuah sayang yang hampir terbuang
(Kumpulan puisi lama tahun 2006)
gambar disini
Langganan:
Postingan (Atom)