Senin, 07 September 2009

Terima[lah] Kasih

Menjalin kasih berbeda saat menonton sinetron.
Disini selalu ada perubahan, tiada pernah monoton.

Menjalin kasih, berbeda ketika menyeruput cappucino dimalam hari.
Kasih tak akan habis, menyisa dibibir cangkir.

Menjalin kasih berbeda rupa menatap sunset menjelang sore.
Kasih tetap saja semburat, tak akan tenggelam.

Menjalin kasih juga bukan sama menyantap Pizza dengan lahapnya.
Kasih tak suka terburu, berjalan hening tertahap.

Oh kasih...masihkah kau ditempat itu?
Bersemayam diantara lilin dan vas bunga.
Basah terciprat semprotan parfum dari Paris.
Rasa nervous saat saling menatap didepan menu siap santap.
Atau nyayian syahdu dari rindu yang menggebu.

Kabarkanlah, kabarkan bahwa kau tak hanya sekedar datang untuk mampir sejenak.
Namun juga mewujud, menemani jiwa yang ganjil.

Sampai kelak, sampai waktu yang mutlak.
Saat tiada jarak, yang selalu memaksa menawarkan berkali-kali cawan berisikan arak.

(Jakarta. Ramadhan 16, 1430 H)

3 komentar:

Olive Tree mengatakan...

Hi,it's a very great blog.
I could tell how much efforts you've taken on it.
Keep doing!

Anonim mengatakan...

assalam ..

ciyegh .. ciyeeghh ..
lagi ada yang di lirik nehh ..
maju terush .. pantang mundur ..
;)

-hf-

Adji Nugroho mengatakan...

@live Tree Guitar Ensemble : Thank u, go go go! :)
@Hafi : Wassalamu'alaikum wr. wb, oke buuuuuuk, hehe.

 
;