Jumat, 25 Januari 2013
Penasaran: Mencari Suara Yang Membisiki Hati
"Penasaran kerap menjerumuskan manusia pada malapetaka dan marabahaya", kata orang tua dahulu.
Misalanya aku yang sering penasaran pada jalanan di desa terpencil yang belum pernah kulewati; dengan kenekatan, kutrabas ruas jalanan itu.
Kutemukan ia bercabang, ku mulai terserang rasa bingung!
Akhirnya jiwa yang jadi kompas penunjuk arah..
Disana barangkali tak ada yang menyapamu.
Sepi.Hanya jati-jati rimbun yang menemani.
Sampai ku tegang, bahkan tukang tambal ban juga tak ada.
Ah, menjadilah lega ketika beberapa menit kemudian jalan besar ku tatap: Uhh, ternyata ada juga kehidupan! :D
***
Perjalanan diatas dua roda yang tak disangka-sangka arah dan tujuannya, barangkali itu menjadi cerita gila.
Namun seperti itulah ulah pekerja kreatif yang kehilangkan ide-idenya.
Sekali lagi, jangan kau tanya kemana dia kan pergi (?)
Baginya, suara jiwa harus terus dicari.
Sekalipun itu bersembunyi dilorong-lorong jalanan sunyi..
Dari perjalanan itu, berhentilah pada adzan yang telah dikumandangkan.
Bergegaslah kususur masjid yang tampak megah nan indah.
Lalu..ah, segar sekali tubuh ini tersentuh air wudhu..
Dan sujudlah yang khusyuk agar para syaitan menangis!
"Celaka aku, dulu aku tak mau sujud dan kini anak adam menikmati sujud pada Robb nya!", teriak syaitan menyesali kebodohan abadinya.
Hiraukanlah ia, dan nikmatilah rukuk dan sujudmu bersama jama'ah yang lain.
Setelah salam ke kanan dan ke kiri, berdo'alah yang dalam.
Kalau perlu menangislah: bahwa kesunyian adalah sesuatu yang sangat pedih.
Merenungi dosa-dosa sebagai penghambat kebahagiaan..lalu usaplah wajahmu yang sembab.
Kuakhiri perjalanan pulang itu dengan kepuasan
: hakikat kehidupan telah terkantongi.
Suara hatipun telah kujelajahi...
Jogja 23 Jan 2013,
Dari kumpulan status facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar