Bertemu denganmu adalah sebuah keindahan
Suara tak lagi berbunyi,
salahnya tingkah tapi langkah memilih untuk segera pergi...
Menjadi kesan tersendiri didalam hati
: kaulah doa puisiku...
***
Ah, apakah kusimpan saja lirikan matanya?
Ketika mulut terasa kelu menggucap sesatu?!
Padahal ia sangat menjadi penentu
Dimana jendela kaca menjadi media pertemuan tatap mata kita.
Duh, sungguh getar ini lebih besar dari gempa bumi dan tsunami
: aku telah tengelam dalam lautan cintanya.
Ya, lebih baik kusimpan saja tatapan itu...
Kini malam tak mampu membuatku cepat terpejam
Temeram!
Bulan tampak agak malu-malu
Bintang pun juga tampaknya tak mau datang
Dgn siapa teman mau mendengar ceritaku?
Dingin,
cuaca seperti membekukan langkah kakiku..
Samentara bibir mengigil,
aku kehilangkan kata-kata ajaibku didepanmu.
Langit-langit kamar tidur masih putih berkotak-kotak,
hanya lampu telah padam dan kipas angin sengaja kuhidupkan..
Dalam sunyi, tirai gorden menari-nari..
Ketika tersibak, taman gantung menghiasi suasana.
Indah, kurapal saja doa pamungkas?
Engkaulah bidadariku yang aku cari.
"Duhai penguasa langit dan bumi, yg membolak-balikkan isi hati manusia; kini cinta telah merasuki hamba, persatukanlah ia, agar bersama menapaki langkah menuju ridho-Mu.."
Aamiin..
Jogja, 18 Februari 2013
0 komentar:
Posting Komentar