Sabtu, 18 Februari 2012

Obrolan Hangat di Teras Masjid (Sahabat Yang Hebat)


 

Status Facebookku:
Bercakap-cakap bareng seorang sahabat atau kawan dekat, pasti tiada cukup hanya meluangkan setengah malam saja. Kerinduan akan selalu menjelma selimut hangat atas suhu malam yang makin gigil. Tak rela rasanya memotong cerita, lalu bertaburan menjadi sendiri-sendiri lagi…

Ah, sunguh syahdu rasanya bisa duduk bareng para sahabat yang saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. Walau beralaskan lantai keramik yang dingin, ruang tanpa sekat diteras muka masjid, lalu disempurnakan dengan hadirnya hujan gerimis rintik-rintik sehingga malam itu benar-benar terasa sangat gigil. Namun agaknya semua itu bukan menjadi alasan bagi kami untuk mengurungkan bertemu dan bercanda ria bersama…

Tak lama, kami mulai duduk sila melingkar, sejurus kemudian ilmu dan pengalaman setelah beberapa minggu tak jumpa mulai ditumpahkan dengan bumbu cerita-cerita yang gokil, seru dan menantang.  Ada getar dalam dada yang goncangannya berdegup --semakin larut malam, justru makin kencang; ketika beban yang kita pikul ternyata juga dirasakan oleh meraka. Menjadikan aliran darahku beredar kencang mengalir ke setiap lini tubuh ini, hingga gairah mengobrol semakin menjadi-jadi.

Aku tatap matamu, sobat, ia kelihatan berbinar, lalu katamu: “Tak pernah ada kantuk untuk saling berbagi pengalaman-pengalaman hidup, sobat…
Kali ini, kita ngobrol sampai pagi!”, teman yang lain menyahut.
Kalau perlu kita nginep di masjid ini!”, tambahnya.
Hahaha, tawa kami pecah bersama…

Dalam hati aku bergumam, apa dia ngga capek. Aku tau persis, dari tadi pagi hingga malam ini, kau belum juga pulang kerumah. Sibuk bekerja lalu mendatangi majlis-majlis ilmu yang kita sepakati bahwa itu sangat penting dalam hidup beragama!

Aku jadi sangat malu, ketika aku bercermin dan melihat diriku sendiri, mengapa aku tak bisa sepertimu dalam memaksimalkan anugerah yang telah diberikan Tuhan untuk semangat beribadah? Pasalnya kesehatanku sangat tercukupi gizinya, pekerjaanku jauh lebih santai daripada kamu, keluargaku yang “utuh”, lingkungan tempat tinggalku yang nyaman namun dalam mensyukuri hidup, ternyata sangat jauh sekali aku dibandingkan kamu, sobat…

Inikah hebatnya mempunyai sahabat yang bisa saling mengingatkan dalam beribadah? Sehingga ketika aku sedang malas dan futur, lalu ribuan sms motivasi diberondongkan ke nomor hpku??
Inikah rasanya punya temen yang ketika dicurhati bisa saling menasehati dengan kisah-kisah teladan dari para generasi terbaik manusia yang pernah tinggal didunia ini?? Bahwa kita dalam hidup ini hendaknya selalu mencontoh manusia-manusia suci itu. Karena tindakan dan perilaku mereka semata-mata didasari oleh rasa takut kepada Tuhan, katamu…

Sungguh perjumpaan yang mewah karena tema obrolan begitu mulia: saling mengingatkan untuk semangat beribadah.
Sungguh, kita bergadang bukan untuk bermaksiat, karena ayat-ayat begitu sering meloncat dari mulut para sahabat-sahabatku yang hebat ini.

Aih, benar juga, kali ini kita hampir lupa diri, terlalu seru kami menumpahkan rasa rindu yang terus menggebu ini. Disisi lali, waktu terasa cepat berlari tak mau kompromi. Kami lebih takut, jika kami justru membunuhi sang subuh.

Akhirnya dengan sangat berat, kita jedakan pertemuan malam itu. Kembali bertabur sendiri-sendiri lagi. Ada kecewa yang hadir, lalu cepat-cepat aku sadar dan berujar: Insya Allah kita jumpa lagi!

0 komentar:

 
;