Ada nurani yang mati,
setelah egomu kau hempaskan.
Ada cinta yang enggan merasuk,
saat merahnya marah ingin kau bakar!
Mimpi indah yang kau bangun sebelum bangun tidurmu, itu telah roboh...
Bisikan-bisikan genit sang raja gelap gulita malam, telah sirna berbareng ayam yang berkokok...
Ada apa ini: kok semua pada hilang?
Seperti tersapu ijuk sepoi angin...
Seperti terputar masuk kedalam gelombang lubang k.e.h.a.m.p.a.a.n...
Itulah hakikat marah;
sebuah belati yang menggoyak gumpalan darah dari jiwa yang tulus,
yang peluh keringatnya menderas untukmu,
yang kata-katanya menjadi do'a yang mustajab jika terdengar Tuhan.
: Dialah Ibumu,
masih mampukah marah dengan sipemilik jiwa yang tulus itu?.
gambar disini