Sabtu, 09 Juli 2011 0 komentar

Pito; Belenggu Keberanian


taukah kau tentang malam yang panjang?
ketika bulan dan bintang ingin mengajakmu berbincang
dinginnya udara menusuki tulang belulang
keindahan langit membuatmu tercengang
lihatlah itu... sepasang kekasih saling berucap kata sayang!

hay, mengapa kamu bengong?
lihatlah itu sekali lagi, ini bukan negeri dongeng pengantar tidurmu
ini nyata dalam kesadaran penuh jiwamu, Pito.

kau selama ini hanya terkurung dalam dinding-dinding kastil yang tinggi.
pagar-pagar besi itu terlalu membelenggumu,
dan pintu-pintu besar itu selalu menutup matamu —mata batinmu juga.

Buta akan kehidupan sosial,
gagap akan interaksi sesama,
hilang komunikasi antar manusia selama ini.
mengapa tak cepat berontak, mendobrak dan teriak, Pito?

apakah kau belum sadar juga?
mana keberanian kala sekolah dulu?
mana benih 'pembangkang' yang dulu kau sombongkan padaku?
dulu lantang kau ingin menantang. dulu keras kau ingin melibas. dulu gahar kau ingin menghajar. 
lalu??

"bencong kau! haha...pake rok mini aja, deh!"
"jangan lupa pake lipstik juga. bawa bedak plus sponnya sana!"
"hai, benerin tu kutang loe! hahaha...."

Setelah puas mempercundangi, merekapun memutuskan pergi meninggalkan wajah kuyu si Pito. 
wajah yang ditertawakan teman-teman baiknya pada saat sekolah dulu.
wajah yang merunduk....
wajah yang sepertinya darah tak mengalir melewatinya....
HUFFT...gerutu si Pito.


Jogja, 9/7/2011
gambar
 
;