Kamis, 03 Februari 2011

Seseorang menciptakan seni kisah cintanya sendiri
















Petikan Harpa mu telah mengenyahkan rasa hampa dirongga dada.
Senarnya kau petik dengan jemari yang lentik dan bola mata yang kadang melirik...

Gesekan Biola mu membingkis kado bahagia bagi si jiwa.
Tubuhnya kau sandar dilingkar leher lalu kau mulai mabuk alunannya...

Tiupan Clarinet mu melarungkan rasa penat, jauh dari cahaya yang terlalu menyengat.
Dia kau tiup, lalu menghembuskan ketenangan diatas rata-rata...

Oh, mohon sekali lagi mainkanlah.
Mainkan...mainkan musik klasikmu...

Yang melantun sedetik demi sedetik berdetak di jarum jam dinding jiwaku.

Yang turun serintik demi serintik di hujan gelora darahku.

Yang terkumpul sedikit demi sedikit di sela-sela rak-rak jantung hatiku.

Nada-nada yang terstem,
membawa sepoi,
membuai,
lalu kuucap aduhai....



-Adji Nugroho (dB)-
Yogyakarta, 2 Januari 2010

0 komentar:

 
;