Kamis, 03 Februari 2011

Hay kawan, otakku mulai bero(n)tak!


Hay kawan, otakku mulai bero(n)tak!

…Ungkapan apa itu? Bahasanya aneh, aku tak paham!
Siapa pelempar bola panas kalimat itu?
Kurasa pengidap gila akibat ketidaksanggupannya bersinergi dengan realitas.
Imajinasinya hanya terbangun dalam tataran halusinasi.
Impiannya dikebiri oleh raja-raja tirani yang berwajah merakyat.
Sedang orang dekatnya selalu saja berpandangan kerdil atas apa yang dia abdikan.
Bukankah ini sudah terlalu penuh untuk membuatnya menjadi benar-benar gila?!
Tunggu-tunggu…jangan menyudutkan dia dulu; jangan-jangan itu adalah ungkapan tuntas yang sering terlintas dipikiran kita untuk sekedar menumpahkan kekesalan dikarenakan inspirasi yang kita harapkan tak juga datang mengetuk pintu jiwa?
Lalu kenapa huruf n pada kalimat berontak harus dikasih tanda kurung segala?
Seolah dia ingin mengecoh pembaca menjadi berotak.
Sehingga akan tertafsir bahwa otak itu berotak --otaknya menjalar dan terbentuklah otak baru yang lainnya.
Huh, dasar orang gila, buat apa kita pikirkan!!!

……setelah lebih dari seabad dari peristiwa itu, kini orang-orang yang jenuh, boring lalu mencurahkan perasaannya kepada kertas dengan menulis: Hay kawan, otakku mulai bero(n)tak!



Adji Nugroho (dB)
Yogyakarta, 18 April 2010

0 komentar:

 
;