Wahai penari malam di bawah bulan…
Kau putarkan tubuhmu selayaknya gasing yang hendak mendekati bulan
Kau liukkan tanganmu, seolah-olah seperti ingin mengusap cantiknya paras bintang
Oh malam, selimutilah penarimu…
Wahai penari malam di bawah bulan…
Ku melihat kasih sayangmu sebesar bumi seisinya
Ku sadari pengabdianmu melebihi bulan pada malam itu sendiri
Oh malam, sambutlah penarimu…
Jika kayu dibumihanguskan oleh api,
Jika perahu dihanyutkan dengan air,
Jika pohon ditumbangkan bersama angin,
Maka akan kukatakan bahwa tarianmu menghancurkan bala amara murka dunia
Menarilah…menarilah berulang lagi…
Ku masih menyimpan penasaran dari makna kehadiranku
Kau belum memuaskan dahagaku akan kesyahduan kehidupan
Yang masih kuanggap jahat, beringas, kejam dan mencekam!
Menarilah…menarilah, bolehkah kau ajarkan kepadaku?
Kulihat tarian itu begitu dekat, pesonanya mambuatku jatuh cinta seluas samudra
Ajarilah aku, maka kelak jalanmu akan kutapaki
Wahai penari malam di bawah bulan
Adji Nugroho (dB)
Yogyakarta, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar