Rabu, 20 November 2013 0 komentar

Bila Engkau...



Bila engkau, 
terseret pada debur ombak yang mengoyak
sementara tim sar berusaha menarikmu kembali,
maka bernafaskanlah engkau...

Bila engkau, 
terjerumus pada lereng gunung yang curam
sementara pendaki yang lain memegang tangan dan mengangkatmu
maka bernafaskanlah engkau...

Bila engkau,
terlena pada dunia dan berleha-leha pada waktunya yang cepat
sementara seorang yang shaleh menyadarkan dan menasihatimu berkali-kali
maka bernafaskanlah engkau (walaupun perlahan-lahan 
—mengatur laju kehidupan, merasakan hidayah-Nya tumbuh)...


(Jogja, 19 Nov 2013)
Rabu, 22 Mei 2013 0 komentar

Tentang Masjid

Dalam menempuh perjalanan yang jauh, 
selalu saja masjid dan mushola menawarkan hal yang sama persis ketika kau sedang berada dimasjid kampungmu sendiri: kesyahduan..

Setiap daerah pasti berbeda adat-istiadatnya. Namum rumah Allah tak!
: tiap memasukinya pasti ada rasa yang sama dirasa jiwa.

Kamu akan merasa asing berkunjung kerumah orang asing.
Maka, temukanlah keakraban hatimu dengan melangkahkan kakimu ke rumah Allah terdekat.

"Aku melihat bangunan-bangunan disekitar masjid telah hancur berkeping-keping.
Sedang masjid itu masih kokoh berdiri sendiri disitu.."

Aku telah menjelma bangunan mewah nan megah. Dindingku kokoh, lantaiku full keramik dan dihias batu-batu geranit dan marmer.
"Mengapa engkau tak jua mau mendekatiku?", barangkali masjid kan berkata seperti itu..

Ibarat celana orang dewasa gendut yang dipakaikan anak kecil yang kurus
: tiap dzuhur, masjid tampak gombronggg..

Orang-orang akan mendekat dan memasukimu, ketika bencana alam telah membahayakan rumah tinggal mereka, jid!
Baginya, engkau adalah tempat pengungsian yang paling aman dan nyaman bagi mereka..

Ada beberapa panggilan yang mesti engkau perhatikan, kawan; panggilan orang-tua, panggilan dari toa masjid (shalat), panggilan haji dan panggilan maut!

Para seles melepas lelah di teras masjid. Pedagang karpet, roti lekker, mainan anak ngadem juga di halaman masjid. Tukang becak memarkirkan becaknya dipojokan pagar masjid. Pejalan jauh beristirahat dimasjid.

"Back to masjid back to basic, Back to masjid back to tauhid, Dimasjid hatiku terkait, Dari masjid kita bangkit": sederetan tulisan-tulisan diatas telah banyak tertera pada sablon kaos-kaos dan stiker yang dipakai dan digawangi para remaja. Aku suka...

Muslim tanpa masjid seperti layangan yang putus; kasihan sekali, ia akan kebingungan mencari jalan ketenangan hidupnya yang kini meresah..

Jogja, 20 mei 2012
Kamis, 16 Mei 2013 0 komentar

Menulislah, Maka Aku Ada..

Aku malu, jika ku bangga-banggakan sebuah buku, ku tak menuliskannya.
Aku sedih, jika dirak-rak toko buku yang sering kudatangi tak lagi namaku disebut.
Sekalipun itu sekedar nama pena...

***

Menulislah, seakan-akan kau akan merubah dunia!
sebab, berteriak-teriak dan turun kejalan menyuarakan gagasanmu itu terlalu naif...

***

Engkau tengah malam menulis tembok pagar sekolahan mengunakan pilok dengan rasa was-was lalu ketahuan pak bon lantas dihukum menghapusnya, itu lebih hina daripada bintang ternak...
***

Aku ingin hidup seribu tahun lagi. Hidup dengan menuliskanmu; kuusahakan tulisan-tulisan yang indah, sekalipun itu tak pernah selesai...
***

aku senang mendengarkan suaramu dalam speaker handphone-ku, namun aku jauh lebih senang membaca tulisanmu yang berbaris dalam layar handphone setelah sms kau kirim kenomerku... 
***

Aku terharu ketika kau berani berucap: "Mas, aku mau bikin novel yang tebel ya". Kujawab saja "Ya, bikin saja, barangkali akan muncul novelis besar dari pembicaraan diteras masjid ini!". Tawa kamipun pecah...
***

Kita kan tau esok kan menjadi seperti apa; bagiku semangat dan mimpimu menulis itu yang membuat jiwaku terus bergerak. Seperti jarum jam mencari angka 13!
***
Senin, 04 Maret 2013 0 komentar

Perawan

 
Hujan; anak perawan mengintip dari jendela kamarnya.
Menyibak kain tirainya, mengembunkan kaca jendela lalu menuliskan nama seorang pujaan hatinya yang belum juga melamarnya..

Hujan; anak perawan sesengukan dikamar tengah malam.
Air maja tahajudnya, memohon pada Robb-nya seorang imam memimpin hidup dan matinya..

Hujan; anak perawan diujung usia dewasa terlihat galau takkaruan.
Dibukanya lembaran mushaf, lalu diderasnya meminta ketenangan batiniah..

Hujan; duhai anak perawan masa kini
: Jagalah kehormatanmu! sebab aku melihat, banyak perempuan telah tertipu janji-janji lelakii sekedar menodai harapan sucimu.. 

Jogja, 3 Maret 2013 
 
Selasa, 19 Februari 2013 0 komentar

Perempuan Berjilbab


Perempuan Berjilbab (I)
Merunduk malu wajah menghadap tanah
Sesekali menatap, memastikan langkahnya melaju tegap
Anggun,
bibirnya basah berdzikir
jiwanya terus berfikir
hatinya kerap tersentuh pada mereka yang fakir
Air matanya menetas, tak kuasa -iba-
Sungguh, termulialah ia bersama dien...

 Perempuan Berjilbab (II)
Gaun panjang mengusap paras taman bermain
Ketika bersama sahabatnya,
tawanya sedikit ditahan. Tak lantas beringas.
Katanya, bidadari kan mencemburuimu, ya ukhti..

Selendang mana yang akan kau celupkan pada lautan hati seorang akhi..
Kini masih terasa getir, hidup dalam kesendiriannya.

Biar, biarlah sinar matahari menjadi redup
dan cahaya bintang menjadi hilang
Asal sinarmu menggantikannya
mengawal gelap mata sang lelaki menuju pertaubatannya...

Perempuan Berjilbab (III)
Mahar tak banyak, tak merubah niatan sucimu
Menikah; bagimu melangkah maju mencintai sunnah
"Barakallahu laka wa baraka 'alaika, wajama'a bainakuma fi khair", sejuta doa dipanjatkan dari berbagai arah tak disangka-sangka
Semoga menuai berkah cinta kalian..

Kelak rahimmu kan terisi janin yang kecil
Rawatlah ia,
dan besarkanlah sesuai perintah Robb-mu dan sunnah Muhammad saw
Agar ketika baliq kan mampu menentukan sikap seorang mukmin
Semoga tergolong dalam golongan orang-orang yang selamat 
(Al-firqahtun najiah)

Jogja, 19 Februari 2013

0 komentar

Doa Jatuh Cinta


Bertemu denganmu adalah sebuah keindahan
Suara tak lagi berbunyi, 
salahnya tingkah tapi langkah memilih untuk segera pergi...
Menjadi kesan tersendiri didalam hati
: kaulah doa puisiku...
***

Ah, apakah kusimpan saja lirikan matanya?
Ketika mulut terasa kelu menggucap sesatu?!
Padahal ia sangat menjadi penentu
Dimana jendela kaca menjadi media pertemuan tatap mata kita.
Duh, sungguh getar ini lebih besar dari gempa bumi dan tsunami
: aku telah tengelam dalam lautan cintanya.


Ya, lebih baik kusimpan saja tatapan itu...
Kini malam tak mampu membuatku cepat terpejam
Temeram!
Bulan tampak agak malu-malu
Bintang pun juga tampaknya tak mau datang
Dgn siapa teman mau mendengar ceritaku?

Dingin,
cuaca seperti membekukan langkah kakiku..
Samentara bibir mengigil,
aku kehilangkan kata-kata ajaibku didepanmu.


Langit-langit kamar tidur masih putih berkotak-kotak, 
hanya lampu telah padam dan kipas angin sengaja kuhidupkan..
Dalam sunyi, tirai gorden menari-nari..
Ketika tersibak, taman gantung menghiasi suasana.
Indah, kurapal saja doa pamungkas?
Engkaulah bidadariku yang aku cari.
"Duhai penguasa langit dan bumi, yg membolak-balikkan isi hati manusia; kini cinta telah merasuki hamba, persatukanlah ia, agar bersama menapaki langkah menuju ridho-Mu.."
Aamiin..


Jogja, 18 Februari 2013 
Jumat, 25 Januari 2013 0 komentar

Penasaran: Mencari Suara Yang Membisiki Hati


"Penasaran kerap menjerumuskan manusia pada malapetaka dan marabahaya", kata orang tua dahulu.
Misalanya aku yang sering penasaran pada jalanan di desa terpencil yang belum pernah kulewati; dengan kenekatan, kutrabas ruas jalanan itu.

Kutemukan ia bercabang, ku mulai terserang rasa bingung!
Akhirnya jiwa yang jadi kompas penunjuk arah..
Disana barangkali tak ada yang menyapamu. 

Sepi.Hanya jati-jati rimbun yang menemani. 
Sampai ku tegang, bahkan tukang tambal ban juga tak ada.
Ah, menjadilah lega ketika beberapa menit kemudian jalan besar ku tatap: Uhh, ternyata ada juga kehidupan! :D


***
Perjalanan diatas dua roda yang tak disangka-sangka arah dan tujuannya, barangkali itu menjadi cerita gila.
Namun seperti itulah ulah pekerja kreatif yang kehilangkan ide-idenya.
Sekali lagi, jangan kau tanya kemana dia kan pergi (?)
Baginya, suara jiwa harus terus dicari. 

Sekalipun itu bersembunyi dilorong-lorong jalanan sunyi..

Dari perjalanan itu, berhentilah pada adzan yang telah dikumandangkan.
Bergegaslah kususur masjid yang tampak megah nan indah.
Lalu..ah, segar sekali tubuh ini tersentuh air wudhu..
Dan sujudlah yang khusyuk agar para syaitan menangis!
 

"Celaka aku, dulu aku tak mau sujud dan kini anak adam menikmati sujud pada Robb nya!", teriak syaitan menyesali kebodohan abadinya.
Hiraukanlah ia, dan nikmatilah rukuk dan sujudmu bersama jama'ah yang lain.


Setelah salam ke kanan dan ke kiri, berdo'alah yang dalam. 
Kalau perlu menangislah: bahwa kesunyian adalah sesuatu yang sangat pedih.
Merenungi dosa-dosa sebagai penghambat kebahagiaan..lalu usaplah wajahmu yang sembab.



Kuakhiri perjalanan pulang itu dengan kepuasan
: hakikat kehidupan telah terkantongi.
Suara hatipun telah kujelajahi...


Jogja 23 Jan 2013, 
Dari kumpulan status facebook
 
;