Rabu, 02 Desember 2009

Midnight, I like


Setiap matahari terbit dari timur, aku selalu menganggapnya musuh.
Karena aku pikir dia telah menyirnakan Malam yang kutunggu lama.
Sebaliknya, jika bulan hadir dan bintang mulai bermain, aku akan menghabiskannya dengan panjang.
Aku memang begini : selalu suka sunyi, tenang, dan dingin.

Seperti itulah perjalananku bersama Malam.
Malamku teruntai menjadi samudera kata. Dia membangun ruang imaji tersendiri. Dia jugalah yang mengenalkanku dengan segudang permasalahan disekelilingku.
Membongkarnya berkeping-keping dan merakitnya kembali.
Seperti kerasan, aku tak mau pulang dari Malam.

Sering kiranya aku 'diomelin' Malam agar segera pulang berselimut.
Mukanya memburam, membuat langit semakin gelap.
Kawan, Malam akan seperti itu jika sedang menasihatiku.
Bintang dan bulanpun memutuskan untuk sembunyi, itu pertanda Malam akan membadai.

Jika Malam tersinggung, maka bersiap-siaplah menghidupkan kipas angin atau memencet tombol on pada remote AC, sebab udara akan dipausenya dan keringatmu akan menderas. Kadang Malam juga senang bercanda dengan mendongengkan kisah-kisah horor kepadaku, tapi aku selalu tak takut. Karena aku pasti akan menyalakan lampu kamar tidurku dengan 10 wattnya. Cukup terang, bukan?

Suatu hari aku menceritakan Matahari kepadanya. Aku bilang kalu setiap siang dia selalu datang membagi terang. Tapi Malam diam saja. Itu pertanda Malam tak mengenalnya.
Wajahnya cemberut seperti cemburu mendengarnya. Mengartikan bahwa Malam tak mau ada dualisme perhatian. Aku bisa memahami itu. Kami saling menjaga perasaan...

Jika Malam sedang penat, dia akan mengajakku bergadang menonton big match pertandingan bola antara Inter Milan vs Real Madrid yang bermain imbang dengan skor 2-2.
Namun jika Malam sedang murung, dia selalu merequest lagu yang kunyanyikan bersama gitar bolong warna hitam polos.
Asal tau saja kawan, lagu yang dia pilih selalu bergenre Melayu. Lagu yang mendayu-dayu...
Dan selalu begitu, aku selalu tak tau apa mau dan inginnya. Tak bisa ditebak. Keinginannya mendadak berubah, seperti kunci gitar yang kupetik : dari C ke D lalu ke Am.



-dB-
Yogyakarta | 2 Desember 2009

0 komentar:

 
;