Kamis, 03 Desember 2009
Eksotis Eksis
Kawan, cerita kali ini masih serupa menyoal keeksotikan malam.
Malam kali ini akan aku tafsirkan sejatinya, bukan kiasan seperti sebelum-belumnya.
Malam yang masih sepi, sunyi dan dingin.
Kenapa akhir-akhir ini aku gemar menulis malam?
Bukankah ini hal yang lumrah? Tak ada yang istimewa.
Setiap insan mengenal dan selalu melaluinya. Semua telah sepakat, walau tak pernah ada jejak pendapat seperti sebelum pelepasan Timor Timur jaman BJ Habibie dulu ; malam tak lain ialah pergantian waktu dari pagi, siang dan selanjutnya malam itu sendiri.
Dimana letak keeksotisannya?
Mungkin pertanyaan itu yang berteriak-teriak dibenak kawan semua.
Okey, ayo kita bedah bersama-sama.
Setelah direnungkan lebih jauh, malam yang gelap itu seakan mewujud menjadi cermin, lho.
Yups, tepatnya sebuah benggala kehidupan. Semoga saja saya tidak melebih-lebihkan istilah ini.
Mengapa malam disebut sebagai sebuah cermin?
Bukankan sangat berbeda?
Begini kawan,
bukankah dari cermin, kita akan mengetahui kondisi raga kita?
Jika besok Senin, kau dipanggil atasanmu untuk menghadap, tentu kau akan bersolek parlente didepan sebuah cermin. Membolak-balikkan badan kekiri dan kekanan. Berputar-putar bak permainan gangsing.
Merapikan kemejamu. Membenahi kerahnya atau memastikan kalau pangkal kemeja telah dimasukkan kedalam celana kainmu dengan baik.
Ya, dari cermin kita akan berubah lalu berbeda....
Kembali ke malam.
Malam ternyata juga mempunyai sifat yang sama seperti cermin ; merubah!
Saat hening tak bergeming,
saat sepi menjadi saksi,
saat senyap dan sunyi lepas dari adegan segala bentuk bunyi, muncullah perenungan akan kontemplasi hidup dari malam.
Kita seperti dihadapkan cermin raksasa atau benggala yang akan 'memperlihatkan' tingkah kita.
Malam mengantarkan kita pada perenungan, tanpa pernah menjemputnya kembali. Mengajak kita untuk merefleksi makna kehidupan yang hampir kita lupakan. Namun malam tetap menolak lupa!
Lalu setelah kita tak tau jalan untuk pulang, malam tentu segera melelapkan kita.
Maka, dari situlah saya pribadi menyukai malam.
Malam yang (telah) merubah hidup ini dengan sukses.
Bagiku malam itu eksotis.
Bagimu?
Tentu aku tak tau...
Kasih tau dunk....he.
-dB-
Yogyakarta | 3 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
saya juga suka malam, bahkan, sebenarnya, kalau saja begadang sepanjang masa itu sehat, saya ingi memngganti hidup saya dengan beraktifitas di malah hari
hehehe
Saya sepakat dengan Anda, bung Irwan ; malam emang sexy, hehe. Terima kasih atas kunjungannya :)
Posting Komentar