Sabtu, 13 Oktober 2012 0 komentar

Rindu Sedingin Es Batu





S’lalu kulihat wajah yang syahdu
Inginku cepat-cepat  bertemu
Ramai kudengar suara yang merdu
Mungkin dia datang menjemput rindu

Oh, lama sekali waktu bertemu...
Seperti pemain sky menantikan datangnya salju
Padanya suhu dibuat sedingin es batu
Dan salju-salju bertebaran terbang bekeliaran...

Sungguh aku tak sesabar para Nabi
Nafsu mengajakku untuk buru-buru
Cinta,
Bunuhlah detik demi detik penantian kita!

Jumat, 31 Agustus 2012 0 komentar

Kisah Kyai Slangkrah (true story)

....dia kini dikenal dengan nama Kyai Slangkrah. Hidup dengan jengotnya yang panjang sedada, agak beruban, sengaja dibiarkan tumbuh tak karuan....Kondisi seperti itu dimaksudkan sebagai penyamaran beliau dari kejaran tentara Belanda waktu itu. Menceritakan kepada generasi muda Jogja tentang Mujahid gagah berani (yang kelak dijadikan pahlawan Indonesia): Pangeran Diponegoro.

Duh, Kyai Slangkrah...kini bukan hanya jenggotmu yang berserakan...namun juga kuburmu di sisi barat Jogja sana...Dulu, barangkali kalian (bersama Pangeran Diponegoro) kerap bersembuyi, menyepi, berkontemplasi, merenungi dan mengatur strategi perang di gua Slarong. Hanya untuk tegaknya kalimat Tauhid di bumi Jawa ini....

Duhai, Kyai Slangkrah...barangkali (di akhirat sana) kau kecewa sekali melihat generasi mudamu menjadi kacau seperti ini —yang laki-laki mabuk-mabukan, yang perempuan gemar menebar aurat— Perjuanganmu bersama si pangeran, tentu hendak mengatur kehidupan masyarakat dengan syari'at agar lebih beradab.... 

nb: kisah nyata dengan beberapa tambahan cerita sebagai bunga-bunga kalimat :) 
Selasa, 07 Agustus 2012 0 komentar

Fragmen Ramadhan




Ramadhan malam ini,
kepadanya bunyi bersembunyi
menjelma menjadi sunyi
dan sepi...

Tadi gaduh,
anak-anak kecil sepulang tarawehan 
lantas bergegas bermain petasan 
dan kembang api murahan.

Dan,
bapak-bapak, 
sibuk tadarusan 
dengan suara toa-nya yang super keras tak karuan.

Ibu-ibu memilih pulang kerumah,
menyiapkan makan saur untuk esok pagi.
Kadang dapur juga jadi sangat gaduh,
karena suaminya acuh tak acuh mendengar celotehan istrinya 
—sedang mengeluh 
harga sembako terus-terusan naik 
menjelang lebaran.

Ah,
bulan ramadhan...
Rindu sekali rasanya
membersamaimu selalu...

Jogja, 6 Agustus 2012
Jumat, 29 Juni 2012 0 komentar

Pragmatis: Harta atau Nyawa?



Lihatlah, orang-orang berlalulalang berjalan mengejar baling-baling rotasi waktu.
Langkah-langkahnya agak terburu, 
mencari ruang yg dituju di Rumah Sakit 'Enggal Waras'.
Tak lupa, mereka menenteng berbagai bawaan untuk sisakit: parcel buah, snack, sekotak roti bantet, lauk-pauk dan tentu juga ada yang sengaja menyiapkan sepucuk amplop berisi uang 30ribuan yg dilinting kecil untuk pasien nanti.

...sementara diwaktu yg sama, dokter dan suster berjalan lebih cepat membelah rombongan itu dengan tempat tidur pasien yg sama dari arah yg berlawanan,
"Permisi, kasih jalan, pasien ini sedang kritis. Awas...awas...!!", kata suster..
Atmosfir ruangan otomatis berubah dramatis.
Lalu do'a-do'a terlantun dalam bibir yang gemetar, takut terjadi sesuatu yang buruk pada pasien —yang tak lain adalah pak lurah mereka.

Glegekan roda tempat tidur teredengar seperti memukuli lantai keramik, sedangkan botol infus terlihat tergoncang keras terkait pada besi penyangga...
"Argghh...aduh...aduh", pak lurah terus mengaduh kesakitan.
"Tolong selamatkan ayah saya, dok! Dia belum menulis pembagian harta warisan pada kami...", pinta anak pertama sambil memegangi tangan si dokter.
"Ya, iya, kami akan berusaha keras menyelamatkannya", dokter terlihat agak panik, takut pak lurah Balakeng ini tewas dan dipermasalahkan kemudian hari...


*Disisi yang lain,
Pak lurah ini sebenarnya masih mendengar dengan baik dan paham apa yang dibicarakan anaknya pada sang dokter. Tapi pak lurah berpura-pura tak mendengar untuk selama-lamanya........


Selasa, 29 Mei 2012 0 komentar

SMS


Hujan,
telah usai tugasmu
membasuh wajah malam...

Yang pasti,
malam bertambah dinggin (lagi)

Menulis tentangmu,
barangkali caraku
menyusun kalimat 
manjadi api unggun
: menghangatkan hati

Dinggin.
Dingin sekali
malam ini.
Seorang pemuda lajang
dengan usia yang matang,
pada pukul 00.00 wib,
tak berbuat apa-apa untuk
gadis pujaannya.

Membayangpun, tak!

...setan-setan lalu mengodanya 
dengan nomor hp si gadis:
"Kirim saja puisi untuknya"

Sent atau delete yah??

*Tuing!
low battre, segera hubungkan
charger Anda...

Jogja, 3 Mei 2012
Minggu, 27 Mei 2012 0 komentar

Lelaki Dalam Sepi



Sepi. Alangkah ingin kubunuh dengan puisi. Namun caramu lain, kau memilih bernyayi dan menari seperti Rumi.
Kutinggal saja. Kuhampiri yang lain: mereka yang wajahnya berseri-seri sedang khusyuk melantunkan ayat-ayat suci.

Sepi. Bagi lelaki yang belum beristri, ini jelas menguras hati. Sementara iblis berparas jelita, gencar sekali mengiming-imingi dengan rok mini. Ah, berat sekali.
Seketika kuingat petuah pak Kiai "Bersabarlah, Allah pasti mendengar do'a-do'amu selama ini..."

Sepi. Sesaat lamunanku mulai sesat. Kubayang dia yang jilbabnya terjuntai mengusap bumi. Lucu sekali..Segera saja kusadari, bayanganku terlalu tinggi. Suara hatiku berbisik lirih: "Apa aku sudah menjadi laki-laki yang baik, yang pantas mendapatkan perempuan yang baik pula??"

Sepi. Barangkali ini sebuah kondisi, agar kita mampu berkontemplasi, merenungi hari-hari yang terlalui. Lalu, mulailah merancang, hidup baik seperti apakah yang kelak akan kita jalani?

Sepi.
Jelas,
semua ini tak kan terjadi 
seperti ini
: jika kau ada di sisi...

Jogja, 21 Mei 2012
Jumat, 06 April 2012 0 komentar

sedang rindukah, aku?


rindu yang menggebu
barangkali adalah luapan energi cinta
yang tak sanggup lagi kau bendung
dengan jutaan kantong-kantong pasir
kesabaran manusiawi...

atau,
bisa jadi serupa kicau burung kenari
dimana kau selalu dibuat keasikan merungunya...


ah, 
sedang rindukah aku padamu?
makanya buruan ketemu!
kamu malu ya...?
entar layu, lho...?!

***

bila rindu terus mencumbu
akankah kau buat bidadari
kan cemburu?
: wajahnya tertutup kelambu—menyembunyikan tangisan sendu.

boleh jadi,
nyanyian hujan yang merdu
seketika jadi ratapan pilu
itu berarti; rindumu tak lagi lugu!


sebab rindumu t'lah tercampuri hawa nafsu
berubahnya sibiru jadi abu-abu
dan perasaanmu,
janganlah mudah kena tipu...
Minggu, 18 Maret 2012 0 komentar

Rehat di Masjid


Rehat dimasjid,
duduk bersila
beralaskan karpet hijau tua—yang tampak bersih dan suci.

Pilar-pilarnya jadi sandaran bahu,
menghela nafas panjang,
manusia pemikul beratnya dunia.

Masyaallah...
Sunguh benar permintaan Nabi Saw pada Bilal,
yang suara adzannya lantang menembus cakrawala langit
: "Istirahatkan kami dengan sholat"

Ya,
berhentilah sejenak untuk 'rehat' dalam sholat, wahai sobat.
Tak selamanya dunia ini kita genggam erat.
Dan akhirat,
tempat semua akan mendarat...



*Masjid Asy-Syifa', RS Sardjito, Jogja

Minggu, 04 Maret 2012 0 komentar

Memburu Ilmu

 

wahai diri yang jahil,
bergegaslah dalam memungut ilmu.
sebab,
para ulama dan guru tak bisa terus menunggu.
sementara ajal terus membidik diantara kau dan beliau...

wahai diri yang bodoh,
segeralah kau serap pelajaran dari para gurumu.
sebab,
ilmu-ilmu itu tak akan lama bertahan—segera diangkat tinggi meninggalkan kalian dimuka bumi.

hmmm....masihkah kau rapuhkan detik menjadi dedaunan yang kering,
lalu berserakan menjelma sampah-sampah hidup?

ah, masihkah kau gulitakan menit menjadi malam tanpa bebintang,
seolah pilih membuta menyusuri jejak zaman?

atau,
masihkah kau telanjangi waktumu dari kemejanya yang rapi,
seakan menjadi insan yang tak beradab?

cepat!
burulah ilmu,
seperti saat kau kejar kijang liar,
dengan anak-anak panahmu!

Jogja, 03 Maret 2012

Sabtu, 18 Februari 2012 0 komentar

Obrolan Hangat di Teras Masjid (Sahabat Yang Hebat)


 

Status Facebookku:
Bercakap-cakap bareng seorang sahabat atau kawan dekat, pasti tiada cukup hanya meluangkan setengah malam saja. Kerinduan akan selalu menjelma selimut hangat atas suhu malam yang makin gigil. Tak rela rasanya memotong cerita, lalu bertaburan menjadi sendiri-sendiri lagi…

Ah, sunguh syahdu rasanya bisa duduk bareng para sahabat yang saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. Walau beralaskan lantai keramik yang dingin, ruang tanpa sekat diteras muka masjid, lalu disempurnakan dengan hadirnya hujan gerimis rintik-rintik sehingga malam itu benar-benar terasa sangat gigil. Namun agaknya semua itu bukan menjadi alasan bagi kami untuk mengurungkan bertemu dan bercanda ria bersama…

Tak lama, kami mulai duduk sila melingkar, sejurus kemudian ilmu dan pengalaman setelah beberapa minggu tak jumpa mulai ditumpahkan dengan bumbu cerita-cerita yang gokil, seru dan menantang.  Ada getar dalam dada yang goncangannya berdegup --semakin larut malam, justru makin kencang; ketika beban yang kita pikul ternyata juga dirasakan oleh meraka. Menjadikan aliran darahku beredar kencang mengalir ke setiap lini tubuh ini, hingga gairah mengobrol semakin menjadi-jadi.

Aku tatap matamu, sobat, ia kelihatan berbinar, lalu katamu: “Tak pernah ada kantuk untuk saling berbagi pengalaman-pengalaman hidup, sobat…
Kali ini, kita ngobrol sampai pagi!”, teman yang lain menyahut.
Kalau perlu kita nginep di masjid ini!”, tambahnya.
Hahaha, tawa kami pecah bersama…

Dalam hati aku bergumam, apa dia ngga capek. Aku tau persis, dari tadi pagi hingga malam ini, kau belum juga pulang kerumah. Sibuk bekerja lalu mendatangi majlis-majlis ilmu yang kita sepakati bahwa itu sangat penting dalam hidup beragama!

Aku jadi sangat malu, ketika aku bercermin dan melihat diriku sendiri, mengapa aku tak bisa sepertimu dalam memaksimalkan anugerah yang telah diberikan Tuhan untuk semangat beribadah? Pasalnya kesehatanku sangat tercukupi gizinya, pekerjaanku jauh lebih santai daripada kamu, keluargaku yang “utuh”, lingkungan tempat tinggalku yang nyaman namun dalam mensyukuri hidup, ternyata sangat jauh sekali aku dibandingkan kamu, sobat…

Inikah hebatnya mempunyai sahabat yang bisa saling mengingatkan dalam beribadah? Sehingga ketika aku sedang malas dan futur, lalu ribuan sms motivasi diberondongkan ke nomor hpku??
Inikah rasanya punya temen yang ketika dicurhati bisa saling menasehati dengan kisah-kisah teladan dari para generasi terbaik manusia yang pernah tinggal didunia ini?? Bahwa kita dalam hidup ini hendaknya selalu mencontoh manusia-manusia suci itu. Karena tindakan dan perilaku mereka semata-mata didasari oleh rasa takut kepada Tuhan, katamu…

Sungguh perjumpaan yang mewah karena tema obrolan begitu mulia: saling mengingatkan untuk semangat beribadah.
Sungguh, kita bergadang bukan untuk bermaksiat, karena ayat-ayat begitu sering meloncat dari mulut para sahabat-sahabatku yang hebat ini.

Aih, benar juga, kali ini kita hampir lupa diri, terlalu seru kami menumpahkan rasa rindu yang terus menggebu ini. Disisi lali, waktu terasa cepat berlari tak mau kompromi. Kami lebih takut, jika kami justru membunuhi sang subuh.

Akhirnya dengan sangat berat, kita jedakan pertemuan malam itu. Kembali bertabur sendiri-sendiri lagi. Ada kecewa yang hadir, lalu cepat-cepat aku sadar dan berujar: Insya Allah kita jumpa lagi!
Rabu, 01 Februari 2012 0 komentar

tiba-tiba, aku...



Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh….” 
(QS. An-Nisa' : 78)

aku berbekal apa,
jika tiba-tiba aku dipanggil
lalu aku hanya mampu menggigil?

aku akan menjawab apa,
jika tiba-tiba aku menjadi gagap
dalam ruang yang sangat pengap itu?

aku mengaku apa,
jika tiba-tiba aku hanya bisa diam terpaku?

aduh… tiba-tiba aku ingat mati.
aku takut sekali.
tingkahku terlalu keji.
dunia ini melilit menguasai diri…

...lalu, tiba-tiba aku ingat,
jika Tuhan menerima segala taubat.

 Aku ingin kembali bersujud,
sebelum hari pemutus kelezatan itu datang menyambut.
Selasa, 17 Januari 2012 0 komentar

HUJAN INSPIRASI (Puisi Yang Tak Terdeteksi)

Hujan selalu saja seru untuk didefinisikan.
Tiap jiwa akan punya kenangan tersendiri tentangnya.

: Kau yang hari itu sedang sedih, barangkali akan menganggap hujan sebagai air matamu yang menderas; meluap luber dari sumber mataair matamu,  mengalir syahdu melintasi kantung mata yang sembab, turun mengaliri pipimu yang agak cubby, melincip kearah dagumu yang bak buah manggis terbelah dua kemudian menetes ke bumi. Hiks...hiks...

: Kau yang sedang rindu, besar kemungkinan akan berusaha ‘bercerita’ dari hatikehati dengannya; mendekat  kearah jendela, menyibak tirainya, berpegangan tralis besinya....lalu  menikmati hujan sambil kau tumpahkan isi hatimu bersamaan air yang mengalir diantara dedaunan- reranting -batang tanaman hias rumahmu. Rindu yang telah tumpah, tentu saja membuatmu lebih enakan. 

: Sedang kau yang waktu itu pas marah-marah, pasti ceritanya akan berbeda; hujan tak ubahnya serupa serombongan pasukan jarum (yang sangat lancip) yang sepakat untuk menusuki jantungmu. Lalu petir yang meledak-ledak itu, otomatis akan mewakili perasaanmu yang panas membara: “DORR!!”

: Dan kamu yang sedang galau, tentu memiliki kesan tersendiri tentang hujan; “Wahai hujan, rapatkanlah perahu kertas cintaku ini ke dermaga hatinya dengan perlahan-lahan. Seperti  lirik lagunya Kotak: Pelan-pelan Saja...

Hehe..., hujan sungguh ajaib
: inspirasi bagi musisi, penyuka dunia fotografi, tukang seni juga penyair-penyair amatir yang masih malu-malu menyembunyikan puisinya dalam catatan buku diary pribadinya. 
#Seperti catatan ini! Ya, akulah penyair amatir itu ;p


Jogja, 16/01/12
 
;