Callia, setiap malam aku selalu mencarimu dalam sebuah
gundah. Sampai kapan aku terus bersembunyi dari rasa
bersalah ini: dosa cinta kita.
Geregetan, ingin sekali kutaklukkan bayang-bayang ketakutan
yang mengerdilkan hidup.
Hey, sudahkah kau baca status facebookku malam kemarin?
Ah, percuma!!
Kita kan belum berteman di jejaring sosial itu?
Dan mungkin tak akan pernah ku 'klik' account fbmu untuk 'request friendship'
sampai benar-benar Tuhan mempertemukan kita entah dimana dan kapan itu terjadi.
Walau kadang-kadang aku iseng juga mengintip curhatan-curhatan yang kau
post-kan dalam statusmu...
Callia, foto profile-mu terlihat berbeda sekali,
kini kau terlihat tampak kurusan dengan tulang wajah yang agak tirus.
Aku ingat sekali, dulu kau sangat bangga dengan pipi parasmu
yang chubby mengemaskan itu:
"Yang, pipimu dah mirip bakpau bangett seeh..."
"Ihhh, apaan seeh, tapikan lucuuuu tauuuuuuuu...
weeeeeekkkkk!"
"Ihhh, apaan seeh, tapikan lucuuuu tauuuuuuuu...
weeeeeekkkkk!"
Hehehe...aku jadi ingat masa itu lagi,
ketika kau mulai manja dengan tingkah yang aneh.
Tapi yang benar-benar membuatku takjub adalah kini kau terlihat sering pakai
jilbab dalam setiap pose di kamera.
Bukankah dulu kau paling alergi melihat perempuan memakai jilbab?
"Buat apa Tuhan menciptakan rambut jika hanya ditutup.
Rambut adalah mahkota bagi wanita, jadi harus diperlihatkan kepada setiap orang!" katamu sangat tegas
Rambut adalah mahkota bagi wanita, jadi harus diperlihatkan kepada setiap orang!" katamu sangat tegas
Ya, setiap minggu kau selalu mengajakku kesalon buat ganti model rambut.
Rebondinglah, diblowlah, dicreambathlah, dicatoklah, dismoothlah.
Ah, aku jadi sangat hafal istilah-istilah dalam dunia persalonan, kan?!
"Yang, anter aku ke salon lagi yuk, aku mau ganti model rambut, nich!"
"Model kayak gini dah cupu, kuno..."
"Model kayak gini dah cupu, kuno..."
Oh, syukurlah jika kau mau berubah.
Semoga bukan cuma rambut saja yang dijilbabi, namun juga hatimu.
Itu yang terpenting...
Jogja, 29 Nov 2011
gambar
0 komentar:
Posting Komentar