Aku hendak memilih bintang, namun cuaca begitu mendung.
Kita berhak memandang bulan, namun bulan hanyalah satu.
tuan rumah
Kaos Muslim Jogja
minat? klik gambarnya
Mau minum coklat?
Popular Posts
-
"Penasaran kerap menjerumuskan manusia pada malapetaka dan marabahaya", kata orang tua dahulu. Misalanya aku yang sering pena... -
Hujan; anak perawan mengintip dari jendela kamarnya. Menyibak kain tirainya, mengembunkan kaca jendela lalu menuliskan nama seorang... -
: Ganas hujan menghujami tanah di sekitar rumah, menampar wajah bumi yang telah kusam atas noda dosa yang terlanjur dianggap biasa Petir lia... -
Ibu dan aku Ibu; kata-kata yang terucap darimu, menjadi do'a paling mustajab sejagad raya. Ibu; cintamu yang tak pernah surut, menepis... -
gambar “ Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…... -
Aku malu, jika ku bangga-banggakan sebuah buku, ku tak menuliskannya. Aku sedih, jika dirak-rak toko buku yang sering kudatangi tak lagi n...
-
Sepi. Alangkah ingin kubunuh dengan puisi. Namun caramu lain, kau memilih bernyayi dan menari seperti Rumi. Kutinggal saja. K... -
Perempuan Berjilbab (I) Merunduk malu wajah menghadap tanah Sesekali menatap, memastikan langkahnya melaju tegap Anggun, bibirnya b... -
Hai kamu, kenapa tak terlihat lagi di masjid? Dulu semangat dan sama-sama berjuang. Ini kau menghilang, kemanakah kamu?! Kami rind... -
gambar Rehat dimasjid, duduk bersila beralaskan karpet hijau tua—yang tampak bersih dan suci. Pilar-pilarnya jadi sandaran bahu, ...
Latest Tweets
Theme by Site5.
Experts in Web Hosting.
Experts in Web Hosting.
0 komentar:
Posting Komentar