Bila engkau,
terseret pada debur ombak yang mengoyak
sementara tim sar berusaha menarikmu kembali,
maka bernafaskanlah engkau...
Bila engkau,
terjerumus pada lereng gunung yang curam
sementara pendaki yang lain memegang tangan dan mengangkatmu
maka bernafaskanlah engkau...
Bila engkau,
terlena pada dunia dan berleha-leha pada waktunya yang cepat
sementara seorang yang shaleh menyadarkan dan menasihatimu berkali-kali
maka bernafaskanlah engkau (walaupun perlahan-lahan —mengatur laju kehidupan, merasakan hidayah-Nya tumbuh)...
(Jogja, 19 Nov 2013)
selalu saja masjid dan mushola menawarkan hal yang sama persis ketika kau sedang berada dimasjid kampungmu sendiri: kesyahduan..
Setiap daerah pasti berbeda adat-istiadatnya. Namum rumah Allah tak!
: tiap memasukinya pasti ada rasa yang sama dirasa jiwa.
: tiap memasukinya pasti ada rasa yang sama dirasa jiwa.
Kamu akan merasa asing berkunjung kerumah orang asing.
Maka, temukanlah keakraban hatimu dengan melangkahkan kakimu ke rumah Allah terdekat.
Maka, temukanlah keakraban hatimu dengan melangkahkan kakimu ke rumah Allah terdekat.
"Aku melihat bangunan-bangunan disekitar masjid telah hancur berkeping-keping.
Sedang masjid itu masih kokoh berdiri sendiri disitu.."
Sedang masjid itu masih kokoh berdiri sendiri disitu.."
Aku telah menjelma bangunan mewah nan megah. Dindingku kokoh, lantaiku full keramik dan dihias batu-batu geranit dan marmer.
"Mengapa engkau tak jua mau mendekatiku?", barangkali masjid kan berkata seperti itu..
"Mengapa engkau tak jua mau mendekatiku?", barangkali masjid kan berkata seperti itu..
Ibarat celana orang dewasa gendut yang dipakaikan anak kecil yang kurus
: tiap dzuhur, masjid tampak gombronggg..
: tiap dzuhur, masjid tampak gombronggg..
Orang-orang akan mendekat dan memasukimu, ketika bencana alam telah membahayakan rumah tinggal mereka, jid!
Baginya, engkau adalah tempat pengungsian yang paling aman dan nyaman bagi mereka..
Baginya, engkau adalah tempat pengungsian yang paling aman dan nyaman bagi mereka..
Ada
beberapa panggilan yang mesti engkau perhatikan, kawan; panggilan orang-tua,
panggilan dari toa masjid (shalat), panggilan haji dan panggilan maut!
Para
seles melepas lelah di teras masjid. Pedagang karpet, roti lekker,
mainan anak ngadem juga di halaman masjid. Tukang becak memarkirkan
becaknya dipojokan pagar masjid. Pejalan jauh beristirahat dimasjid.
"Back
to masjid back to basic, Back to masjid back to tauhid, Dimasjid hatiku
terkait, Dari masjid kita bangkit": sederetan tulisan-tulisan diatas telah banyak tertera pada
sablon kaos-kaos dan stiker yang dipakai dan digawangi para remaja. Aku
suka...
Muslim tanpa masjid seperti layangan yang putus; kasihan sekali, ia akan kebingungan mencari jalan ketenangan hidupnya yang kini meresah..
Jogja, 20 mei 2012
Aku malu, jika ku bangga-banggakan sebuah buku, ku tak menuliskannya.
Aku sedih, jika dirak-rak toko buku yang sering kudatangi tak lagi namaku disebut.
Sekalipun itu sekedar nama pena...
***
Menulislah, seakan-akan kau akan merubah dunia!
sebab, berteriak-teriak dan turun kejalan menyuarakan gagasanmu itu terlalu naif...
***
Engkau tengah malam menulis tembok pagar sekolahan mengunakan pilok dengan rasa was-was lalu ketahuan pak bon lantas dihukum menghapusnya, itu lebih hina daripada bintang ternak...
***
Aku ingin hidup seribu tahun lagi. Hidup dengan menuliskanmu; kuusahakan tulisan-tulisan yang indah, sekalipun itu tak pernah selesai...
***
aku senang mendengarkan suaramu dalam speaker handphone-ku, namun aku jauh lebih senang membaca tulisanmu yang berbaris dalam layar handphone setelah sms kau kirim kenomerku...
***
Aku terharu ketika kau berani berucap: "Mas, aku mau bikin novel yang tebel ya". Kujawab saja "Ya, bikin saja, barangkali akan muncul novelis besar dari pembicaraan diteras masjid ini!". Tawa kamipun pecah...
***
Kita kan tau esok kan menjadi seperti apa; bagiku semangat dan mimpimu menulis itu yang membuat jiwaku terus bergerak. Seperti jarum jam mencari angka 13!
***
Aku sedih, jika dirak-rak toko buku yang sering kudatangi tak lagi namaku disebut.
Sekalipun itu sekedar nama pena...
***
Menulislah, seakan-akan kau akan merubah dunia!
sebab, berteriak-teriak dan turun kejalan menyuarakan gagasanmu itu terlalu naif...
***
Engkau tengah malam menulis tembok pagar sekolahan mengunakan pilok dengan rasa was-was lalu ketahuan pak bon lantas dihukum menghapusnya, itu lebih hina daripada bintang ternak...
***
Aku ingin hidup seribu tahun lagi. Hidup dengan menuliskanmu; kuusahakan tulisan-tulisan yang indah, sekalipun itu tak pernah selesai...
***
aku senang mendengarkan suaramu dalam speaker handphone-ku, namun aku jauh lebih senang membaca tulisanmu yang berbaris dalam layar handphone setelah sms kau kirim kenomerku...
***
Aku terharu ketika kau berani berucap: "Mas, aku mau bikin novel yang tebel ya". Kujawab saja "Ya, bikin saja, barangkali akan muncul novelis besar dari pembicaraan diteras masjid ini!". Tawa kamipun pecah...
***
Kita kan tau esok kan menjadi seperti apa; bagiku semangat dan mimpimu menulis itu yang membuat jiwaku terus bergerak. Seperti jarum jam mencari angka 13!
***
Hujan; anak perawan mengintip dari jendela kamarnya.
Menyibak kain tirainya, mengembunkan kaca jendela lalu menuliskan nama seorang pujaan hatinya yang belum juga melamarnya..
Menyibak kain tirainya, mengembunkan kaca jendela lalu menuliskan nama seorang pujaan hatinya yang belum juga melamarnya..
Hujan; anak perawan sesengukan dikamar tengah malam.
Air maja tahajudnya, memohon pada Robb-nya seorang imam memimpin hidup dan matinya..
Air maja tahajudnya, memohon pada Robb-nya seorang imam memimpin hidup dan matinya..
Hujan; anak perawan diujung usia dewasa terlihat galau takkaruan.
Dibukanya lembaran mushaf, lalu diderasnya meminta ketenangan batiniah..
Dibukanya lembaran mushaf, lalu diderasnya meminta ketenangan batiniah..
Hujan; duhai anak perawan masa kini
: Jagalah kehormatanmu! sebab aku melihat, banyak perempuan telah tertipu janji-janji lelakii sekedar menodai harapan sucimu..
: Jagalah kehormatanmu! sebab aku melihat, banyak perempuan telah tertipu janji-janji lelakii sekedar menodai harapan sucimu..
Jogja, 3 Maret 2013
Perempuan Berjilbab (I)
Merunduk malu wajah menghadap tanah
Sesekali menatap, memastikan langkahnya melaju tegap
Anggun,
bibirnya basah berdzikir
Merunduk malu wajah menghadap tanah
Sesekali menatap, memastikan langkahnya melaju tegap
Anggun,
bibirnya basah berdzikir
jiwanya terus berfikir
hatinya kerap tersentuh pada mereka yang fakir
Air matanya menetas, tak kuasa -iba-
Sungguh, termulialah ia bersama dien...
hatinya kerap tersentuh pada mereka yang fakir
Air matanya menetas, tak kuasa -iba-
Sungguh, termulialah ia bersama dien...
Perempuan Berjilbab (II)
Gaun panjang mengusap paras taman bermain
Ketika bersama sahabatnya,
tawanya sedikit ditahan. Tak lantas beringas.
Katanya, bidadari kan mencemburuimu, ya ukhti..
Selendang mana yang akan kau celupkan pada lautan hati seorang akhi..
Kini masih terasa getir, hidup dalam kesendiriannya.
Biar, biarlah sinar matahari menjadi redup
dan cahaya bintang menjadi hilang
Asal sinarmu menggantikannya
mengawal gelap mata sang lelaki menuju pertaubatannya...
Gaun panjang mengusap paras taman bermain
Ketika bersama sahabatnya,
tawanya sedikit ditahan. Tak lantas beringas.
Katanya, bidadari kan mencemburuimu, ya ukhti..
Selendang mana yang akan kau celupkan pada lautan hati seorang akhi..
Kini masih terasa getir, hidup dalam kesendiriannya.
Biar, biarlah sinar matahari menjadi redup
dan cahaya bintang menjadi hilang
Asal sinarmu menggantikannya
mengawal gelap mata sang lelaki menuju pertaubatannya...
Perempuan Berjilbab (III)
Mahar tak banyak, tak merubah niatan sucimu
Menikah; bagimu melangkah maju mencintai sunnah
"Barakallahu laka wa baraka 'alaika, wajama'a bainakuma fi khair", sejuta doa dipanjatkan dari berbagai arah tak disangka-sangka
Semoga menuai berkah cinta kalian..
Kelak rahimmu kan terisi janin yang kecil
Rawatlah ia,
dan besarkanlah sesuai perintah Robb-mu dan sunnah Muhammad saw
Agar ketika baliq kan mampu menentukan sikap seorang mukmin
Semoga tergolong dalam golongan orang-orang yang selamat
Mahar tak banyak, tak merubah niatan sucimu
Menikah; bagimu melangkah maju mencintai sunnah
"Barakallahu laka wa baraka 'alaika, wajama'a bainakuma fi khair", sejuta doa dipanjatkan dari berbagai arah tak disangka-sangka
Semoga menuai berkah cinta kalian..
Kelak rahimmu kan terisi janin yang kecil
Rawatlah ia,
dan besarkanlah sesuai perintah Robb-mu dan sunnah Muhammad saw
Agar ketika baliq kan mampu menentukan sikap seorang mukmin
Semoga tergolong dalam golongan orang-orang yang selamat
(Al-firqahtun najiah)
Jogja, 19 Februari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)